Filsafat Ilmu Dr Adian Husaini Pdf

Filsafat Ilmu Perspektif Barat dan Islam karya Adian Husaini, dkk terbitan Gema Insani Pers Cetakan 1 tahun 2013 ini menjawab tantangan yang diajukan oleh kaum sekuler dan liberal bahwa Islam telah jauh tertinggal dari kaum Barat dari segi keilmuan. Buku ini juga menjadi jawaban sekaligus pukulan hebat bagi kaum sekuler maupun liberal yang menganggap bahwa ajaran agama Islam sudah kuno atau ketinggalan zaman. Adian Husaini, dkk telah memberikan tanggapan jelas bahwa Islam adalah agama paripurna yang bisa menyesuaikan dengan zamannya selagi tidak bertentangan dengan kaidah umum syariat.

Buku yang setebal 292 halaman, terdiri dari 12 Bab ini ditulis oleh delapan orang yang pakar dibidangnya masing-masing. Didin Hafidhuddin dalam tulisan kata pengantarnya mengatakan bahwa buku Filsafat Ilmu Perspektif Barat dan Islam yang ditulis oleh Adian Husaini, dkk ini dijadikan sebagai buku mata kuliah di Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor khususnya, dan umumnya buku ini juga bisa dibaca oleh kalangan lainnya. 'Sebagaimana di berbagai Perguruan Tinggi pada umumnya, disadari, bahwa diantara mata kuliah dasar yang sangat penting untuk membantu kerangka berpikir mahasiswa sebagai insan akademis adalah mata kuliah 'Filsafat Ilmu'. Sebagai salah satu Perguruan Tinggi Islam, sudah lama UIKA Bogor merindukan adanya satu buku dan panduan khusus tentang 'Filsafat Ilmu' dalam perspektif Islam yang tentunya berbeda dengan 'Filsafat Ilmu' yang diajarkan di berbagai Perguruan Tinggi lainnya yang tidak mengusung nama dan semangat Islam' (Didin Hafidhuddin, dalam Adian Husaini, dkk, hal xi-xii). Ditulisnya buku ini sebagai salah satu jawaban untuk mengimbangi bagaimana kuatnya dominasi sekuler dalam ilmu pengetahuan. Kaum Barat sudah berhasil menghegemoni di segala sektor, terutama sektor ilmu pengetahuan. Bagaimana pada dewasa ini kita melihat kaum sekuler memisahkan antara ilmu pengetahuan dan agama.

DOWNLOAD PDF. Recommend Documents. Witboek Matchmaking For the love of transformation Dr. Dinar Dewi Kania. Mtk device andromax eg98. - Institute for the Study of Thought. Adian Husaini Ketua Program Doktor Pendidikan Islam – Universitas Ibn Khaldun Bogor. Sejarah perjalanan kehidupan bernegara di Indonesia mencatat satu babak tentang perebutan memaknai Pan casila antar berbagai kelompok ideologi di Indonesia.

Bahwa dalam pikiran kaum sekuler agama menyebabkan mundurnya suatu peradaban, dan ilmu pengetahuanlah yang dianggap bisa memajukan sebuah peradaban. Akhirnya terjadilah dikotomi antara agama dan ilmu pengetahuan. Pada awal buku ini menjelaskan bagaimana kaum sekuler itu bisa hadir dan mampu menghegemoni ilmu pengetahuan kontemporer.

Bab 1 tentang Sekularisasi Ilmu tulisan Adnin Armas, M.A dan Dr. Dina Dewi Kania ini menjelaskan bagaimana proses sekulerisasi ini bisa lahir. Ilmu Pengetahuan Barat berpangkal dari nalar pikiran yang terlalu bebas dan melepaskan wahyu sebagai sumber keilmuan. Dalam pandangan Syed Muhammad Naquib al-Attas mengenani Peradaban Barat dalam karyanya Islam dan Secularism, peradaban Barat modern telah membuat ilmu menjadi problematis.

Ilmu Barat modern tidak dibangun di atas wahyu dan kepercayaan agama, namun berdasarkan tradisi budaya yang diperkuat dengan spekulasi filosofis yang terkait dengan kehidupan sekuler yang memusatkan manusia dengan makhluk rasional. Proses sekularisasi ini dimulai oleh seorang filsuf Barat, Rene Descartes (m. 1650) dengan perkataannya yang masyhur cogito ergo sum, (aku berpikir maka aku ada). Prinsip inilah yang membuat Barat peradabannya melaju kencang dengan nalar pikirannya. Dari prinsip ini pula lahir para ilmuwan-ilmuwan baru yang berpangkal tolak dari apa yang dikatakan oleh Descartes. Thomas Hobbes, Benedict Spinoza, John Locke, George Berkeley, David Hume, Immanuel Kant, Hegel, Jurgen Habermas, dan lain-lain. Pada Bab selanjutnya kita akan mendapat gambaran jelas bagaimana Barat berusaha untuk melakukan sekularisasi agama Islam yang mana mereka telah berhasil melakukan sekularisasi pada agama Kristen.

Selain itu pula, di buku ini kita juga mendapatkan gambaran perbedaan antara Islam dan Kaum Barat dalam memandang Ilmu Pengetahuan. Juga, kita dihidangkan tulisan-tulisan yang menguatkan bahwa Islam adalah agama yang paripurna, tidak ada dikotomi agama dengan ilmu pengetahuan. Malah sebaliknya, Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan selagi tidak bertentangan dengan kaidah umum syariat. Perbedaan yang mendasar antara kaum sekuler dan islam adalah dalam memandang sumber-sumber ilmu pengetahuan. Kaum Sekuler atau Barat mempunyai prinsip bahwa ilmu pengetahuan bersumber dari akal, atau bisa diterima oleh nalar (empirik). Sedangkan Islam mengatakan bahwa ilmu pengetahuan itu bersumber bukan dari akal semata, tetapi dari wahyu atau intuisi. Hal inilah yang ditolak oleh kaum sekuler.